Mineralogi
Nama
: I MADE SETIANA
Nim : 0914031057
Kelas : B
Batuan Bekuan
1)
Granit
: Mempunyai textur peneris dan biasanya granuler. Terdiri dari : ortoklas yang
unhedral (atau mikroklin). Sedikit plagioklas (albite atau oligklas) dan kwarsa
yang tak berwarna atau putih dengan bentuk yang tidak teratur. Kwarsanya
mengisi ruang diantara kristal-kristal yang lain. Mineral gelap seperti biotit,
hornblende, augit hanya dalam jumlah yang sedikit. Mineral accesoris lainnya
magnetit, hematite, turmalin dan pirit. Jika biotit adalah mineral gelap yang
ada maka disebut dengan granit biotit. Granit hernblande juga sering dijumpai. Granit
yang banyak mengandung phanocenit disebut granit porfiris. Jenis yang lain
granite olivin dan granit muskofit. Granit pada umumnya mengandung 50 %
ortoklas (mikroklin), 2 % plagioklas (albite atau digoklas), lebih dari 20 %
kwarsa dan 3 – 15 % biotit.
2)
Diorit
: Bertektur feneris, mengandung feldspar
plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya
melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah
sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit.
Diorite sangat mirip
dengan gabbro, tetapi diorite plagioklasnya lebih asam (sodik) dari pada
labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih base di sebut dengan gabbro.
Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. Diorite terdiri dari +
65% plagioklas, 35% mineral silikat gelap seperti biotit atau hornblende dan
augit. Mineral-mineral accessorynya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit,
epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna dari diorite cerah abu-abu
gelap hijau keabu-abuan.
3)
Gabro
: batuan ini merupakan batuan basis
dengan tektur fenekris. Didalam gabbro, mineral gelap jumlahnya hampir sama
dengan mineral-mineral cerah, tetapi kebanyakan gabbro mempunyai perbandingan
yang bervariasi antara mineral gelap dan mineral terang.
Mineral-mineral silikat
gelap dalam jumlah yang berarti adalah piroksin, biasanya augit dan olivin,
hornblende atau biotit ada dalam jumlah sedikit. Jika piroksin mengkristal
dalam sistem ortorombis, batuannya disebut Norit (suatu varietas dari gabbro). Dalam gabbro tertentu, kwarsa, garnet dan
kerundum ada dalam jumlah sedikit. Batuan gabbro yang seluhnya terdiri dari
feldspar labradorit kristalin kasar disebut Anortosit. Warna dari gabbro hitam,
hijau, abu-abu gelap.
4)
Liparit
: Batuan ini bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih. Mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral-mineral berwarna
gelap.
5)
Andesit
:
Batuan bertektur halus dari diorite, terdiri dari feldspar, terutama
plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe yang utama kwarsa tidak ada,
tetapi ada mineral-mineral gelap seperti hornblende, olivin, dan augit. Biotit
ada juga tetapi biasanya lebih sedikit dari hornblende atau augit. Jika
hornblende atau augit yang banyak maka batuannya disebut dengan andesit
hornblende atau andesit biotit. Warna dari andesit abu-abu hijau, tetapi sering
merah atau jingga. Andesit sulit dibedakan dengan desit, latit, trachit atau
rhyolit, meskipun demikian kebanyakan andesit adalah porfiritis. Jika banyak
penokrisnya (bisanya feldspar) disebut dengan porfir andesit. Jika tanpa
penokris dengan absidian. Batuapung dari komposisi andasitis juga diketemukan
demikian juga tuff andesitis dan breksi andesitis.
6)
Basalt
: merupakan kelompok dari gabbro tetapi berbutir halus, mengandung dalam jumlah
yang banyak mineral-mineral silikat gelap dan feldspar kelsit. Warnanya abu-abu
gelap – hijau gelap – coklat – hitam. Dalam basalt, augit dan olivin banyak,
tetapi hornblende dan biotit jarang atau tidak ada sama sekali. Varietas basalt
yang mengandung kristal feldspar yang panjang yang kedudukannya sekarang dan
berasosiasi dengan augit disebut dengan diabas. Basalt biasanya mengandung 50%
plagioklas, 30% augit dan 10% olivin. Basalt biasanya mempunnyai tektur butir
halus dan batuannya berat. Jika penokrisnya banyak disebut dengan porfir
basalt.
7)
Dasit
: Ciri-ciri dari Dasit, Batuan beku berwarna abu-abu terang , Mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar
lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, + 605
feldspar dan 10-20% biotit atau hornblende. Mineral-mineral silikat ada dalam
jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, augit. Yang umum adalah biotit. Jika
panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir, dasit, masa
dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual
menjadi glass.
8)
Skoria
: terbentuk jika air dan
gelombang-gelombang gas lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava),
yang lubang-lubangnya lebih besar kalau dibanding dengan pumice.
Warna skoria coklat
kemerahan sampai abu-abu gelap sampai hitam.
9)
Obsidian
: Gelas volkanik dengan kilat seperti kaca terang (bright vitreous luster) dan
mempunyai pecahan konkoidal yang bagus. Warnanya, umumnya hitam, tetapi warna
lain seperti merah, cokelat dan abu-abu. Warna ini tidak menunjukkan tentang
komposisinya. Warna kebanyakan disebabkan oleh partikel seperti debu dari
magnetit atau hematite. Kebanyakan obsidian mempunyai berat jenis 2,4. Obsidian
terbentuk sebagai hasil pendinginan yang terlalu cepat dari magma extrusive,
dapat juga sebagai hasil dari suatu magma yang viskus. Obsidian mempunayi
komposisi yang sebanding dengan batuan fanerik lainnya. Karena batuan ‘glassy’
tidak dapat didentifikasi dengan mata bisaa karena tak adanya kristal, analisa
khemis diperlukan untuk menentukan komposisinya yang tepat, meskipun kebanyakan
obsidian sebanding dengan granit dalam komposisinya. Komposisi lainnya juga
umum. Tetapi nama obsidian cukup untuk tujuan umum dan nomenclatur. Varietas
dari obsidian adalah ‘pitchstone’ purlate, batuapung (pumice) dan ‘oitophyre’
10) Batu
Apung : Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,
mengandung buihyang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya
disebut juga sebagai batuangelas vulkanik silikat. Batuan ini terbentuk
dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yangmengeluarkan materialnya ke
udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontaldan terakumulasi
sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi,
mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih
gasalam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan
lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral
yang terdapat dalam batu apung adalah Feldspar, Kuarsa, Obsidian, Kristobalit,
Tridimit.
Batuan
Endapan
11) Breksi
: Merupakan bagian yang halus dari batuan bersama dengaan pengikat, mengeras
menjadi massa batuan. Pengikat berasal dari konglomerat/breksi sendiri karena
adanya pelarutan atau pengendapan kembali (redeosition) material batuan, yang
biasanya terdiri diri : calcite, silikat, oksida besi. Matrik dapat berupa :
quartz, feldspar atau clay.
12) Konglomerat :
Merupakan batuan sedimen klastis yang tersusun dari fragmen yang membulat dan
berdiameter > 2mm, sedang breksi
tersusun dari fragmen yang menyudut. Kebanyakan fragmen pada breksi atau
konglomerat adalah : cuartzite, vein, cuartz, chert, rhyolite dan batugamping.
13) Batu Pasir
: tersusun dari fragmen berukuran 2mm.. 0,05mm. sedimen yang memadat pata
textur ini (>50%), Butir-butir pasir
tersusun dari mineral quartz, chert, feldspar partikel batuan dan kadang-kadang
calcite atau dolomite. Batu pasir dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
orthoquartazite, arkosa dan greywacke. yang masing-masing banyak mengandung
quartz, feldspar dan partikel-partikel batuan.
· Batu
pasir yang terutama tersusun dari quarstz disebut :puresandstone”, jika
pengikatnya silikat Calcareous sandstone dan
batu pair yang pengikatnya material karbonat, yaitu Calcite atau dolomite.
“Argilaceous sandstone” adalah batu pasir yang pengikatnya matrik yang sangat
halus dan liat. Bila lebih dari 95% terdiri dari buir quartz dan pengikatnya
bukan silikat,disebut “quatzone sandstone, sedang kalau pengikatnya silikat
disebut “quartzitic sandstone”. “orthoquartzitas” sebagaian besar
· Graywackes
berisi fragmen batuan, biasanya berukuran besar tidak/sedikit mengalami sortasi
berisi matrik yang halus (>15%), terdiri dari mineral :clay, chlorite,
sericite, hometite dan chert. Graywackes yang sebagai besar berisi feldspar
disebut feldsparthic graywackes”. Jika feldspart merupakan sebagian kecil
disebut “lithic graywackes”. Graywackes biasanya berarna medium-abu-abu gelap, kuning-abu-abu, hijau-abu-abu,
biru-abu-abu. Warna gelap pad graywackes disebabkan adanya batuan quartzite,
basalt, slate, phyllite, rhyoli te, greenstone atau schist atau mineral gelap
seperti = augite,
serprntine, hornblende, dan bijih besi. Bisanya pengikat pada greywacke berupa
: silty, muddy atau calcareous. Penyusun utama greywacke ialah : quartz (20
070%), feldspar (> 50%) dan batuan
(> 20%). Pelapisan pada greywacke bervariasi, ada yang masif, terutama yang berbutir kasar,
tetapi sering didapat lapisan yang tipis pada batuan yang hulus. Jarang didapat
cross bedding,
hampir selalu ada ripple merk, jarang didapat fosil.
· Arkosa”
merupakan batua pasir yang mengandung feldspart + 20 – 30% yang berasal dari
batuan beku asam. Pada arkosa, feldspar tidak lebih dari 50%. Biasanya potash
dan sedafeldspar lebih banyak dari feldspar. Quartz merupakan mineral klastis
yang paling utama, sedang feldspar yang kedua, muscovite dan biotite ada dalam
jumlah kecil. Arkose biasanya terikat bersama dengan calcite, oksida besi,
mineral clay, sedang silikat jarang didapat. Umumnya arkosa berwarna “light
pink – pinkish – gray, karena adanya feldspar. Partikel pada arkosa
kadang-kadang berbutir kasar, menyudut sampai agak membulat dan mengalami
sortasi yang baik. Perlapisan pada arkosa umumnya kurang, sering terjadi cross
badding yang jelas.
14) Tufa
Gelas : Merupakan batuan piroklasik
yang disusun oleh material hasil gunung
api yang banyak mengandung debu vulkanik dan meniral gelas, dengan warna putih
kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
15) Batu Gamping
: Merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, dengan kenampakan
textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu,
abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran,
oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir halus, pecahannya
conchoidal. Bila ditetesi HCI memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air
yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah,
diaklas-diaklas dan lain-lainnya. Tebal dapat dari beberapa centimeter sampai
beberapa ratus meter. Beberapa limestone seleruhnya dapat terdiri dari
butir-butir calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras
dan ada yang lunak, agak keras dan sebagainya, tergantung dari texturnya.
Selama
proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang
tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan
membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari
mineral-mineral oksida besi.
16) Travertin : Calcium
carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila airnya mengandung CO2
maka calsium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi di bawah
tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara
perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal
dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya
lebih banyak, maka daya melarutkannya lebih tinggi. Bila larutan tersebut
mencapai permukaan bumi, di bawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan
oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan
dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcium carbonat yang diendapkan di mulut/lubang
mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan
dari calcium carbonay oleh tetesan-tetesan air sacara perlahan-lahan yang
terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dripstone. Warna
putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari
atas (menggantung) disebut stalactik, yang tumbuh dari bawah disebut
stalagmite.
17) Serpin : Berasal dari
lumpur yang mengendap, Terdiri dari butiran-butiran batu
lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah,
sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, an zat
organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning.
Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan tanah liat
Batuan Malihan
18) Sekismika : Dihasilkan
oleh metamorfose regional dengan tingkat lebih tinggi dari phyllite, mempunyai
foliasi dan kristalin. Umumnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite
tetapi lebih halus dari gneias.Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal
berbentuk lempengan (play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut
antara lain : chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan
mineral –mineral prismatik adalah actinolite, kyanite, hornblende, staurolite,
dan sillimanite.Kadang-kadang schist hanya terdiri dari satu macam mineral
saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih
mineral seperti calcite – sericite – albite schist. Sekis sering mengandung
mineral-mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor
prismatic), tetapi equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang
biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat pula berasal
dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika beberapa
“tekstur asli batuan asal” masih ada, akibat tekanan yang tidak kuat, maka
batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.
19) Genes : adalah
batuan metamorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis
akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi
sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat
metamorfise, yang
tinggi bersama-sama dengan struktur pengunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari batuan
beku sillicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit,
tetapi dapat juga dihasilkan dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir
feldspatik. Mineral-mineral utama pada pada gneis adalah kwarsa dan feldspat,
sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna
bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Perlapisan disini
dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap, atau oleh
perbedaan ukuran butir dengan perlapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis.
Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot,
tourmaline, graphite, dan sillimanite. Jika batuan beku (sebagai bahan
induknya) adalah sari batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat
berkembang menjadi serpentine olivin, augite, horblende dan biotite. Jika bahan
beku (sebagai bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat ditentukan seperti
misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss yang
berasal dari batuan sedimen contohnya : quatzite gneiss conglomerate gneiss,
politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueiss (dari cilliceous limestone
dan dolomite) gneiss yang terbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan
beku kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang
tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini disebut “injection” gneiss.
Batuan ini tersebar luas dan mungkin menempati bagian terbesar dari tipe gneiss
lainya.
20) Filit : Dengan
berkembangnya aktivitas metamorfik yaitu baiknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate
berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari mineral-mineral
kelompoki mika
seperti : mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini lebih kasar daripada slate,
tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dala hal ukuran butir maupun
kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite dan
chlocite terdapat dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral aksesor dalam jumlah
yang sedikit antara lain magnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit
disebut pula sericite phllite, chlorite phyllite atau sericite chlorite
phyllite. Warna : dari putih perak,
merah sampai kehijauan-hijauan. Sifat dalam (tenacety) : brittle dan sering
mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan oleh metamorfose
regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga “tuff” dan
tuffacous sedimen”.
21) Batuan Sabak : Sabak
merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar,
tergantung pada perlapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan
sehingga batuan menjadi belah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Slate
berlempung pada laut dalam, tersusun dari clay, shale, basalt dan mineral-mineral
halus lainnya. Sabak adalah salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya
denga komposisinya. Perlapisan asli dari slate masih dapat terlihat, apabila
berasal dari batuan beku basalt seperti misalnya struktur amigdoloidal.
Perlapisan/belahan pada slate ini dihasilkan oleh adanya mineral-mineral graup
mika seperti “chlorite”, “illite”, “sericite” dan mika yang pipih dan
memanjang, pada bidang-bidang belahannya. Berbutir sangat halus dan hanya dapat
dideterminasi dengan mikroskop hanya sedikit mineral
yang berbutir kasar seperti kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite,
hematite, kalsit dan mineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna :
dari merah, hijau, abu-abu hingga hitam. Warna merah karena ada mineral
hematit, hijau karena ada mineral chlorite. Warna abu-abu karena adanya
mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang
berasal dari batu pasir “graywacke” disebut “graywacke slate”. Sedangkan adanya
kalsium pada slate dalam jumlah yang besar dapat menghasilkan calcareous slate,
adanya graphite dapat menghasilkan “graphite slate”, adanya hematite dapat
menghasilkan “ferruginous slate”, dan adanya mineral-mineral pyrite akan
menghasilkan “pyritic slate
22) Kuarsit : Kuarsit
adalah metamorfose dari batuan
pasir, jika strukturnya tak
mengalami perubahan, masih menunjukkan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk
akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan
felsdspar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit
tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena
adanya sementasi silikat (biasanya kwarsa kristalin) yang terendapkan disekitar
butir-butir kwarsa yang lebih besar, sehingga menghailkan ikatan butir yang
sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kwarsit adalah : apatite, zircon,
epidote dan hornblende. Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau
metamorfi regional dari pada panas dan tekanan terhadap batupasir, chert, vien
kwarsit dan kwarsa pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil.
Warna : bervariasa dari putih, coklat hingga mendaki hitam. Adanya hematit
memberikan warna merah muda, (pink) sedang chlori memberikan warna
kehijau-hijauan. “Pebbly sandstone” dapat berubah menjadi “pebbly quartzite”
sedangkan konglomerat menjadi “conglomerat quartzite”. Adanya mineral-mineral
tertentu dalam jumlah yang berarti, dapat menggantikan batuan yang
berbeda. Contoh : feldspar dalam jumlah yang agak banyak tetapi
hampir seimbang dengan kwarsa dapat menjadi “felspathic quartzite”. Contoh yang
lain lagi ialah “miccoceus
guarzite”, dan “frruginous”
23) Marmer : Marmer
adalah metamorfisme dari batukapur; apakah itu batukapur kalsit maupun batua kapur dolomit. Terbentuk
terutama oleh reksistelisasi calsit (atau dolomit) yang biasanya berbutir lebih
kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang terbentuk oleh “dolomitc”
disebut marmer dolomit (dolomitic marble).
Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, perlapisan sering meliuk
atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer dan marmer dolomit
terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama
dengan phyllite, slate, schist dan metakwars. Struktur sangat bervariasi dari
yang berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe
metamorfose kontak ditujuk
adanya orientasi kristal-kristal, sedangkan pada tipe metamorfose regional
ditandai adanya orientasi kristal-kristal yang memanjang saebagai hasil tekanan
yang searah. Mineral-mineral aksesor pada marmer banyak macamnya antara lain :
Tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl,
felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung macam material batuan
asalnya.
Warna
: Cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dam dolomit, tetapi dapat
berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada
mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh marmer : breccia marble, “tremolite
marble”, “graphite marble”, “talcose marble”, “phlogopite marble”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar