Selasa, 03 Januari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM SIG

A.    Kerangka Kerja
1.      Deskripsi SIG
SIG (Sistem Informasi Geografis) , merupakan suatu sistem (berbasis komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek – objek dan fenomena – fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis : (a) masukan, (b)keluaran, (c)manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (d) analisis dan manipulasi data (Aronoff89 dalam Prahasta:2004).
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah berkembang. Selain itu, SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang dispilin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Berikut merupakan garis besar dari definisi – definisi SIG yang telah beredar di berbagai pustaka :
1.      SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua  bentuk informasi yang bereferensi geografi.(ESRI:1990 dalam Prahasta:2004).
2.      SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasuukan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data – data yang berhubungan dengan posisi – posisi di muka bumi (Rice:1920 dalam Prahasta:2004).
3.      SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (mangae), menganalisa, memetakan  informasi spasial berikut daya atributnya (data deskriftif) dengan akurasi kartografi (Basic:1920 dalam Prahasta:2004).
4.      SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan dan menganalisa informasi – informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers :1997 dalam Prahasta:2004).
5.      SIG merupakan sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat – koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basisdata dengan kemampuan – kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi – operasi yang mengelola data tersebut (Foote:1995 dalam Prahasta:2004).
SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan linkungan sistem – sistem yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen berikut : (Gistut:1994 dalam Prahasta:2004)
1.      Perangkat Keras    : Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstation, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak secara ketat terhadap karakteristik – karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapaun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitize, printer, dan scanner.
2.      Perangkat lunak : bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing – masing dieksekusi sendiri.
3.      Data dan informasi geografis : SIG dapat mengumpulakan dan menyimpan data dan infotmasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat – perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data attributnya dari tabel – tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4.      Manajemen : suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang – orang yang memiliki keahlian yang tepat apda semua tingkatan.
Menurut http://www.inigis.com/ SIG memiliki 5 komponen, yaitu hardware, software, data, manusia dan metode, berikut penjelasan mengenai beberapa komponen tersebut :
1.      Hardware : Hardware merupakan isi sistem komputer yang menjalankan software SIG. Scanner dan meja digitizer merupakan hardware untuk mengubah gambar ke sistem digital dan vectorisasi objek peta. Perangkat Sistem Komputer untuk hardware SIG terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
·         Central processing unit (CPU) yang menjalankan program komputer dan mengendalikan operasi seluruh komponen. Biasanya digunakan CPU untuk komputer pribadi (PC/personal computer), atau work station pada sebuah jaringan komputer.
·         Memory Utama: adalah bagian paling esensi pada komputer seluruh data dan program berada pada memori utama untuk akses yang lebih cepat. Dibutuhkan setidaknya memori berkapasitas 64 MB untuk SIG berbasis PC. Software ArcView mensyaratkan memory utama minimal 1 GB.
·         Memory Tambahan: digunakan secara permanen maupun semi-permanen, dengan akses lebih rendah dibanding memori utama. Dikenal juga sebagai media penyimpanan data, seperti harddisk, flash disk, CD  optis (CD-ROM).
·         Alat Tambahan (Peripherals), Alat Masukan (Input Devices): key board, mouse, digitizers, pemindai (scanner kamera digital, workstation fotogrametris digital. Alat Keluaran (Output devices): monitor berwarna, printer, plotter berwarna,perekam film, dll.
2.      Software : Software untuk menjalankan SIG terdiri atas sistem operasi,compiler dan program aplikasi. Sistem Operasi (Operating System/OS): mengendalikan seluruh operasi program, juga menghubungkan perangkat keras dengan program aplikasi. Untuk PC: MS-DOS (IBM PCs) dan WINDOWS adalah sistem operasi yang banyak digunakan. Untuk Workstation: UNIX dan VMS adalah OS yang dominan. Compiler: menerjemahkan program yang ditulis dalam bahasa komputer pada kode mesin sehingga CPU mampu menjalankan program yang harus dieksekusi. Bahasa kompiler yang biasa digunakan adalah C, Pascal, FORTRAN, BASIC, dll. Program Aplikasi: Software SIG dilengkapi fungsi dan alat untuk menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi geografis. Beberapa software SIG yang digunakan antara alin, Mapinfo, Arc/Info, ArcView, ArcGis, Grass, dan MapWindow. Software SIG ada yang bersifat “open sources” yang berarti dapat digunakan oleh siapa saja tanpa memberikan bayaran dan ada yang harus membayar. Software open sources yang berkembang hingga saat ini adalah GRASS (saat ini sudah versi 6.2) yang berbasis LINUX dan MapWindow yang berbasis microsoft.
3.      Data : Data geografis dan data tabular yang menyertainya dapat diperoleh di ruang kerja atau melalui pembelian dari provider data komersil. Lembaga resmi yang menyediakan data digital.
Di Indonesia lembaga yang menghasilkan data digital misalnya, Bakosurtanal yang menghasilkan peta digital rupa bumi.
4.      Manusia : Pemakai SIG dimulai dari teknisi yang merancang dan memeliharavsistem hingga pemakai sistem. Ketrampilan operator sangatvmenentukan efektivitas input data, perbaikan data, manipulasi datavsesuai dengan tujuan projek dan tampilan hasil kerja SIG. Dalam operasi SIG manusia yang mengoperasikannya dapat dipilah atas,
teknisi, operator dan programmer.
5.      Prosedur : Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menghasilkan peta dan pemakaian lanjutan untuk suatu proyek. Pembuatan peta dapat dilakukan secara otomatis membuat data vector dari raster atau dilakukan secara manual menggunakan penyaiaman image. Sumber peta digital dapat diperoleh dari survei atau citra satelit.
Manfaat penggunaan SIG menurut Eddy Prahasta, (2005)  antara lain:
1.      SIG sangat epektif di dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang menggunakannya (selama hidupnya) dan selalu berdampingan dengan lingkungan fisik dunia nyata yang penuh dengan kesan-kesan visual.
2.      SIG dapat digunakan sebagi alat bantu (baik sebagai tools maupun bahan tutorials) utama yang interaktif, menarik dan menangtang didalam usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan (mulai dari usia sekolah hingga dewasa) mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya.
3.       SIG mengguanakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial (berikut pemodelannya) maaupun non spasial- memilliki kemampuan anallisia sepasial dan non sepasial.
4.      SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan data-datanya (basisdata) sehingga memiliki kemampuam-kemampuan untuk merubah presentasi dalam berbagai bentuk.  
5.      SIG memiliki kemampuan-kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di prmukaan bumi ke dalam bentuk berbagai layer ayau coverage data spasial. Dengan layer ini ini permukaan bumii dapat direkontruksi kembali atau dimodelakan dalam bentuk nyata, dengan menggunakan data ketinggian berikut layers tematik yang diperlukan.

2.      Deskripsi ArcView 3.2 .
            ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis dan pametaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute, Inc). Dengan ArcView pengguana dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi,meng-ekplore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya. untuk lebih jelasny alagi, kemampuan-kemampuan perangkat SIG AcView ini secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Pertukaran data: membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya.
2.      ArcView dapat membaca data spasial raster yang dituliskan dalam format-format perangkat lunak SIG dan pengindraan jauh; misalnya JPEG, BMP, TIFF, GeoTIFF, BSQ, BIL, BIP, ERDAS (LAN & GIS, ERDAS imagine, GRID ArcInfo (data grid-cell), raster SUN, dan sebagainya.
3.      ArcView dapat membaca data spasial veltor yang dituliskan dalam pormat-pormat prangkat lunak SIG lainnya.
4.      ArtView dapat menliskan basisdata spasial vektornya (converage dan savpe files) baik ke dalam format shape file sendiri maupun ke perangkat lunak lunak SIG lainnya.
Adapun langkah-langkah pengerjaan “Peta Tingkat Pendidikan Berdasarkan Jumlah Institusi SLTA di Kota Singaraja” dengan menggunakan softwere ArcView 3.2 adalah sebagi berikut:
1.      Buka program baru, dengan membuka progran ArcView, kemudian pilih as a blank project, kemudian klik ok. Hal ini dilakukan jika kita belum pernah atau baru memulai suatu projek yang akan kita kerjakan.

2.      Membuka veiw baru dengan mengklik new veiw
3.      Mengaktifkan akstention, dengan mengklik menu file kemudian pilih ekstention.
4.      Aktifkan ekstention digitezer, geoprocessing, Graticules and Measured Grids, image analisis, JPEG (JFIF) Image Support, Legend Tool, Register and Transform Tool. Dan extention yang lain jika diperlukan.
5.      Membuat view dengan mengklik menu view, kemudian pilih add theme.
6.      Kemudian buka peta dasar yang akan diolah pada folder yang telah disediakan atau folder tempat kita menyimpan file dari peta dasar yang akan kita olah tersebut. (komputer yang digunakan disimpan dengan nama folder Praktium 2011 Kota Singaraja). Untuk membuka peta terlebih dahulu harus mengubah data source tipe dari future data source ke image data source.

7.      setelah mengklik format kota tersebut berikan tanda centang pada dialog box Singaraja – Sukasada agar tampilan peta dasar terlihat

8.      Melakukan Register and transform dengan membuka menu view kemudian pilih register and transform.
9.      Setelah klik register and transform tampil, masukkan nilai pada peta sebanyak 4 titik secara berurutan sesuai dengan pilihan masing – masing.
10.  RMS error dibuat sekecil mungkin atau tidak lebih dari 4 (0,001 – 4,00) setelah itu klik write world file. kemudian simpan file tersebut pada file praktikum.
11.  Setelah melakukan langkah – langkah tersebut tutup menu register and transform dan seketika peta akan hilang. Selanjutnya panggil peta kembali melalui menu view pilih add theme (apabila peta tidak muncul maka tutup program dengan menyimpan project terlebih dahulu dalam folder yang sama dan membuka kembali program dan project yang telah disimpan).
12.  Mengatur properties dengan klik menu view kemudian pilih properties sehingga akan muncul kotak dialog seperti gambar, klik projection ubah seperti gambar kemudian klik ok.



13.  Buka kembali folder digitasi dengan tipe feature polygon (untuk areal)
14.  dengan membuka view dan memilih new theme.
15.  Kemudian pilih polygon klik ok  dan membuat file name sesuai dengan yang di digitasi yaitu Kelurahan.
16.  Menyimpan hasil digitasi dengan membuka file pada menu utama klik save project pilih lokasi direktori dan beri nama file kemudian klik ok.

Adapun langkah – langkah selanjutnya yakni langkah untuk memasukan dan memberikan informasi yaitu sebagai berikut :
1.      Buat file baru dengan mengklik edit, pilih add field kemudian berinama field , mengubah format field (string) untuk informasi berupa huruf dan jumlah karakter.
2.      Masukkan masing – masing informasi ke masing – masing polygon, line, atau point sesuai lokasinya.
3.      Mengubah legend type dengan double klik pada theme yang akan diubah, kemudian mengganti dengan single symbol menjadi unique value atau hanya untuk mengubah tampilan polygon, line atau point dengan double klik pada symbol dan kemudian pilih atau sesuaikan tampilan.








4.      Setelah mengubah legend type kemudian ubah value field sesuai dengan informasi yang sudah diinput.
Data tersebut adalah sebagai berikut yang disajikan dalam bentuk tabel kelas Jumlah SLTA dirinci per Desa / Kelurahan Tahun 2010 di Kota Singaraja.
Penrhitungannya sebagai berikut :
3 - 0           =          3          = 1
  3                          3
Sehingga didapatkan kelas interval dengan acuan :
0 – 1          = Rendah
1,1 – 2       = Sedang
2,1 – 3       = Tinggi
No
Desa / Kelurahan
Jumlah SLTA
Kelas
1
Bakti Seraga
2
Sedang
2
Banyuasri
1
Rendah
3
Kaliuntu
3
Tinggi
4
Kampung Anyar
1
Rendah
5
Kampung Bugis
0
Rendah
6
Kampung Kajanan
0
Rendah
7
Kampung Baru
0
Rendah
8
Penarukan
2
Sedang
9
Banyuning
2
Sedang
10
Banjar Bali
3
Tinggi
11
Banjar Jawa
2
Sedang
12
Banjar Tegal
2
Sedang
13
Astina
0
Rendah
14
Kendran
3
Tinggi
15
Kampung Singaraja
0
Rendah
16
Paket Agung
0
Rendah
17
Liligundi
0
Rendah
18
Beratan
0
Rendah
19
Sukasada
1
Rendah


5.      Pilih tampilan sesuai dengan kaidah – kaidah kartografi atau yang relevan.

Mendesain layout adalah langkah terakhir dalam praktikum yaitu :
1.      Merancang secara otomatis atau manual tampilan peta dengan memilih view kemudian klik layout. Kemudian pilih template manager pilih layout landscape atau potrait sesuai dengan karakter peta.
2.      Setelah mendesain layout kemudian export peta dalam format *JPEG atau format lain ke tempat anda bekerja.


















B.     Analisis Informasi
1.      Hasil
Dari kegiatan praktikum yang telah berlangsung didapatkan hasil berupa ;
1.1  Peta Administratif yaitu :
PETA ADMINISTRASI KOTA SINGARAJA


















1.2  Peta Informasi
PETA TINGKAT PENDIDIKAN BERDASARKAN INSTITUSI SLTA DI KOTA SINGARAJA


2.      Pembahasan

2.1  Analisis penyebab

Terjadinya perbedaan jumlah kelas tingkat pendidikan pada masing – masing kelurahan di Kota Singaraja tidak terlepas dari pembangunan institusi-institusi tersebut yang didasarkan atas ketersediaan lahan dan keterjangkauan lokasi institusi-institusi tersebut dari bagian-bagian wilayah di Kota Singaraja. Hal tersebut juga tidak terlepas dari jumlah siswa yang bersekolah di masing-masing sekolah tersebut.

2.2.Analisis Dampak

Terjadinya perbedaan jumlah kelas tingkat pendidikan tersebut berdampak pada perbedaan jarak dan aksesbilitas para siswa masing-masing institusi SLTA di Kota Singaraja, walupun tidak dipungkiri sekarang ini para siswa tidak lagi memandang jarak sebagai suatu kendala, dan lebih mementingkan kualitas institusi pendidikan.











C.    Penutup
Saran
1.      Penggunaan ArcView 3.2 hendaknya dilatih secara berkesinambungan karena pada saat proses digitasi memerlukan keterampilan yang lebih guna tepatnya digitasi tersebut.

2.      Mouse yang digunakan pada saat proses pengerjaan agar lebih diperhatikan lagi karena tingkat presisi dari mouse akan mempengaruhi digitasi yang berlangsung.


3.      Pemahaman terhadap tolls pada program Arcview perlu ditingkatkan lagi karena akan sangat mendukung dalam proses pengerjaan.


D.    Daftar Pustaka

Prahasta, Eddy.2004.Sistem Informasi Geografis:Tutorial ArcView.CV.Informatika.Bandung
Prahasta, Eddy.2005.Sistem Informasi Geografis, Konsep – konsep Dasar.Cetakan Kedua.CV.Informatika.Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar