Selasa, 03 Januari 2012

KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan kualitatif  idividu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Dalam kegiatan belajar mengajar, yang selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Seorang guru yang sukses di sekolah biasanya menguasai masalah-masalah  profesional dan akademik, mengerti motif, kepribadian, kemampuan, gaya belajar dan berpikir, dan tingkah laku sosial dan antisosial siswa, efektif dalam meneruskan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, respek dan diterima oleh teman sejawat dan siswa. Yang paling penting ialah ia merasa senang melakukan sebuah pekerjaan penting.
Mengajar dan belajar memang berhubungan, tetapi prosesnya berdiri sendiri. Kadang- kadang mengajar mengarah pada belajar tetapi tidak selalu. Guru mungkin menganggap bahwa setiap siswa harus mengambil tanggung jawab dari belajarnya sendiri. Smith (1970) mendefinisikan mengajar sebagai sistem kegiatan yang diharapakan merangsang belajar.
Untuk memudahkan belajar, guru harus mempelajari variabel-variabel yang luas yang berpengaruh terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Mengajar di kelas merupakan kegiataan yang saling bertautan secara kompleks antara kejadian dan kegiatan yang terjadinya bersamaan. Agar kegiatannya berjalan dengan lancar dan sukses maka setiap guru akan memiliki strategi belajar mengajar yang berbeda-beda.





1.1  Rumusan Masalah
 Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1.1.1.      Apa pengertian strategi belajar mengajar?
1.1.2.      Bagaimana klasifikasi strategi belajar mengajar?
1.1.3.      Bagaimana implementasi belajar mengajar?

1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.2.1.      Untuk mengetahui pengertian strategi belajar mengajar
1.2.2.      Untuk mengetahui klasifikasi strategi beljar mengajar
1.2.3.      Untuk mengetahui implementasi belajar mengajar

1.3. Manfaat Penulisan
1.3.1.      Sebagai refrensi mahasiswa untuk memahami pengertian dari strategi belajar mengajar
1.3.2.      Sebagai Pedoman baik untuk guru maupun mahasiswa dalam mendalami materi strategi belajar mengajar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Kata strategi berasal dari kata strategos (Yunani) atau strategus. Strategos  berarti jendral atau berarti pula perwira negara (state officer ). Jendral inilah yang bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai  kemenangan. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah di tentukan. Kata strategi  sendiri dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan yang di rancang secara sesama untuk mencapai tujuan yang di tunjang atau di dukung oleh hasil pemilihan pengetahuan atau keterampilan yang di kuasai. Menurut Sherly dalam Mulyani Sumantri dan Johar  Permana (1999:40) pengertian strategi adalah keputusan - keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan. Menurut J . Salusu dalam Mulyani Sumantri dan  Johar  Permana (1996 : 101) merumuskan pengertian strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan serta kondisi yang paling menguntungkan.
Beberapa pengertian strategi dalam belajar mengajar yaitu:
1.        Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.
2.      Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
3.      Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang mengandung serangkain aktivitas yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapain tujuan - tujuan belajar.
4.      Strategi merupakan pola  umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
            Menurut Costa dalam Nuryani R (2005:4) pengertian strategi belajar mengajar  adalah pola kegiatan pembelajaran yang berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi :
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifik dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat .
3.      Memilih dan menetapkan prosedur,metode,dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan umpan balik penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari penjelasan di atas ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat kegiatan belajar mengajar yaitu
1.      Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan  itu. Di sini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Tujuan pengajaran harus jelas dan konkret , sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
2.      Memilih  cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru untuk memandang suatu persoalan,konsep, pengertian dan teori apa  yang  guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur ,metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Untuk memotivikasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian, untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
4.      Menerapkan norma-norma atau kriteria keberasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru diketahui keberasilannya setelah dilakukan evaluasi.

2.2  Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan ddk, terdapat berbagai masalah sehubungan dengan straregi  belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut:

2.2.1        Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar
Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi,
a)      Menetapkan sepesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
b)      Menentukan pilihan tentang berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar.
c)      Memilih prosedur,metode dan teknik belajar mengajar.
d)     Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

2.2.2        Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret ,yakni Tujuan Instruksional Khusus dan Tujuan Instruksional Umum,tujuan kurikuler,tujuan nasional ,sampai kepada tujuan yang bersifat universal.



2.2.3        Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar sebagai suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu komponen antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi.

2.2.4        Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar ke semuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.

2.2.5        Entering Behavior Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku baik secara material – subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik prilaku anak didik saat mereka mau masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik prilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mengikuti belajar mengajar.

Menurut Abin Syamsudin, Entering behavior akan dapat didefinisikan dengan cara :
a.       Secara tradisional, telah lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
b.      Secara inovatif, guru tertentu diberbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mengembangkan instrument pengukuran prestasi belajar dengan menemukan syarat, mengadakan pre-tes sebelum mulai mengikuti program belajar mengajar.

Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu diketahui oleh guru:
a.       Batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa.
b.      Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa.
c.       Persiapan dan kematangan fungsi – fungsi psikofisik.

Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan :
a.       Sejauh mana batas – batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan diajar.
b.      Tingkat dan tahap jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa yang bersangkutan.
c.       Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola – pola prilaku yang akan diajarkan.
d.      Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai.

2.2.6        Pola – pola Belajar Siswa
Menurut Robert M.Gagne, membedakan pola – pola belajar siswa kedalam delapan tipe yaitu :

a.      Belajar Tipe 1 : Signal Learning (Belajar Isyarat)
Signal Learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola – pola dasar prilaku bersifat involuntary (tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya). Menurut Pavlov yang timbul setelah jumlah pengalaman tertentu. Respon yang timbul bersifat umum dan emosional, selain timbulnya dengan tak sengaja dan dapat dikuasai.


b.      Belajar Tipe 2 : Stimulus – response Learning (Belajar Stimulus – Respon)
Dapat digolongkan dalam jenis  classical condition maka tipe ini termasuk kedalam instrumental conditioning (Kinble, 1961) atau belajar dengan trial and error (mencoba – coba) proses belajar bahasa pada anak – anak yang serupa dengan ini. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah factor inforcement. Waktu antara stimulus pertama dan berikutnya amat penting.

c.       Belajar Tipe 3 : Chaining (Rantai atau rangkaian)
            Chining adalah belajar menghubungkan S – R (Stimulus – Respons) yang satu dengan yang lain. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe belajar ini antara lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan pola S – R, baik psikomotorik maupun verbal.

d.      Belajar Tipe 4 : Verbal Association (Asosiasi Verbal)
            Baik chining maupun verbal association, kedua tipe belajar ini setarap yaitu belajar menghubungkan suatu ikatan S-R yang satu dengan yang lain. Untuk verbal association yang paling sederhana adalah bila diperlihatkan untuk geometris dan si anak dapat mengatakan “Bujur sangkar”. Hubungan itu terbentuk bila unsur – unsur terdapat dalam urutan tertentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi.

e.       Belajar Tipe 5 : Discrimination Learning (Belajar diskriminasi)
            Belajar mengadakan tipe pembeda dalam tipe ini anak didik mengadakan seleksi dan pengujian diantara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya. Kemudian memilih pola – pola respons yang dianggap paling sesuai.

f.       Belajar Tipe 6 : Concept Learning (Belajar Konsep)
            Concept Learning adalah belajar pengertian dengan berdasarkan kesamaan ciri – ciri dari sekumpulan stimulus dan objek – objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau konsep, kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif pundamental sebelumnya. Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa.


g.      Belajar Tipe 7 : Rule Learning (Belajar Aturan)
            Belajar aturan tipe belajar yang banyak terdapat dalam pelajaran disekolah banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang terdidik. Aturan ini terdapat dalam setiap mata pelajaran.

h.      Belajar Tipe 8 : Problem Solving (Pemecahan Masalah)   
            Problem solving adalah belajar memecahkan masalah pada tingkat ini para anak didik belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematic, yang menggunakan berbagai kaedah yang telah dikuasainya.

2.2.7        Memilih Sistem Belajar Siswa

a.      Enquiry-Discovery Learning
Adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar adalah :
1)      Stimulation, dimana guru mulai mengajukan persoalan menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang membuat permasalahan.
2)      Problem Statement, dimana anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel dan menarik untuk dipecahkan
3)      Data Collection. Dimana untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis ini anak didik diberikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan.
4) Data Processing. Semua informasi hasil bacaan wawancara observasi dan sebagainya semua diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu.
5)      Verification atau pembuktian. Merupakan hasil pengolahan atau penafsiran atau informasi yang ada pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terlebih dahulu kemudian di cek apakah terbukti atau tidak.
6)      Generalization. Tahap penarikan kesimpulan yang dilakukan anak didik.

Pendekatan belajar mengajar ini sangat cocok untuk materi pembelajaran yang bersifat kognitif dan kelemahannya adalah memakan waktu yang cukup banyak dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauan atas materi yang dipelajari.

b.      Ekspository  Learning
Dalam sistem ini guru dapat menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya secara tertib dan teratur. Secara garis besar prosedur ini adalah :
1) Preparasi. Guru mempersiapkan bahan secara lengkap secara sistematis dan rapi.
2)      Apersepsi. Guru memberikan uraian secara singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang diajarkan.
3)       Persentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku tertentu.
4)      Resitasi. Menyuruh anak didik untuk mengungkapkan kembali pokok – pokok masalah yang telah dipelajari dengan kata – kata sendiri baik secara lisan maupun tulis.



c.     Mastery Learning
Dalam kegiatan mastery learning guru harus mengusahakan upaya – upaya yang dapat menghantarkan kegiatan anak didik kearah tercapainya penguasaan penuh terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Dr.Suharsimi Arikunto (1988:35) mengemukakan duah buah kegiatan yaitu pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa – siswa kelompok cepat sehingga siswa – siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan ketrampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang sedang mereka pelajari. Sedangkan kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa – siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan maksud mempertinggi tingkat kekuasaan terhadap bahan pelajaran. 
Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, secara garis besar kegiatan pengayaan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1)      Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topic modul pokok.
Kegiatan pengayaan yang dimaksud adalah pemberian kegiatan berupa membaca buku, mengarang, kliping, diskusi dan sebagainya, tetapi masalahnya masih sama dengan topic modul pokok.
2)      Kegiatan pengayaan tidak berhubungan dengan topic modul pokok.
Suatu pokok modul bersifat sangat sempit sehingga sukar bagi guru untuk menciptakan kegiatan sesuai dengan topic tersebut.
           
Suharsimi Arikunto, menyatakan jika ditinjau dari jenis metode, banyaknya metode yang sudah dikenal dapat digunakan untuk mengajar diantaranya
-          Metode pemberian tugas dan resistasi
-          Metode diskusi
-          Metode pendekatan proses
-          Metode penemuan
-          Metode kerja kelompok
-          Metode eksperimen
-          Metode tanya jawab dan metode lain serta gabungan metode tersebut.

d.      Humanistic Education
Dalam kenyataan tidak bisa disangkal bahwa kemampuan dasar kecerdasan para siswa sangat bervariasi secara individu maka muncul teori belajar yang menitikberatkan yang membantu siswa mencapai perwujudan diri sendiri sesuai dengan kemampuan dasar keunikan yang dimilikinya.

e.       Pengorganisasian Kelompok Belajar
Pengorganisasian kelompok belajar anak didik diantaranya :
1)        N=1. Pada situasi  yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang. Untuk pesertanya hanya seorang, metode yang sesuai mungkin konsep belajar mengajar tutorial, pengajaran berprogram, studi individual.
2)      N 2-20. Untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang, metode belajarnya bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal dengan teknik yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru mengolahnya.
3)      N lebih dari 40 orang. Kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya gabung biasanya disebut audience metode belajar mengajarnya adalah kuliah atau ceramah.

2.3 Implementasi Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur sertan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Faktor yang mendukung kondisi belajar mengajar didalam suatu kelas adalah  job description proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok – kelompok siswa.
Job description guru dalam implementasi proses belajar mengajar adalah :
1.      Perencanaan intruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan – kegiatan organisasi belajar.
2.      Organisasi belajar merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas – fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung kemungkinan terciptanya proses belajar mengajar.
3.      Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan dan mengarahkan motivasi belajar siswa. Motivasi disini mempunyai makna yang lebih daripada pemerintah, mengarahkan, mengaktualkan dan memimpin.
4.      Supervise dan pengawasan, yakni usah mengawasi, menunjang, membantu, menugaskan dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan intruksional yang telah didisain sebelumnya.
5.      Penelitian yang bersifat penafsiran yang mengandung pengertian lebih luas dibandingkan dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.

Didalam menganalisis proses pengelolaan belajar mengajar terdapat beberapa komponen yakni :
a.       Merencanakan, yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana kerja.
b.      Mengorganisasi usaha, manager, tenaga kerja dan bahan.
c.       Pengkoordinasikan yaitu menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.
d.      Mengawasi, memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan yang digariskan dan intruksi – intruksi yang diberikan.

Tahapan pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat diperinci sebagai berikut :

1.      Perencanaan
a)      Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan bagaimana cara melakukannya;
b)      Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target;
c)      Mengembangkan alternative – alternative;
d)     Mengumpulkan dan menganilis informasi;
e)      Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana – rencana dan keputusan – keputusan;

2.      Pengorganisasian
a)      Menyediakan fasilitas, perlengkapan, tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun kerangka kerja yang efisien didalam melaksanakan rencana – rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
b)      Pengelompokan komponen kerja dalam struktur organisasi yang teratur.
c)      Membentuk struktur, wewenang dan mekanisme koordinasi.
d)     Merumuskan, menetapkan metode dan prosedur.
e)      Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber – sumber lain yang diperlukan.

3.      Pengarahan
a)      Menyusun kerangka waktu dan biasa secara terperinci.
b)      Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan
c)      Mengeluarkan intruksi – intruksi yang spesifik
d)     Membimbing, memotivasi, dan melakukan supervise

4.        Pengawasan
a)      Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan rencana
b)      Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi menyusun standar – standar dan saran – saran.
c)      Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan – penyimpangan


Di sekolah terdapat dua jenis belajar yang perlu diketahui dan dibedakan yakni “Belajar Konsep” dan “Belajar Proses”. Belajar konsep dimana lebih menekankan hasil belajar kepada pemahaman fakta, prinsip serta bergantung apa yang diajarkan oleh guru yaitu isi pelajaran dan lebih bersifat kognitif. Sedangakn belajar proses lebih menekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.1.1 Strategi belajar mengajar yaitu
-          Merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.
-          Merupakan garis besar untuk bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan, pengajaran secara efektif dan efisien.
-          Merupakan suatu rencana yang mengandung serangkaian aktivitas yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan – tujuan belajar.
-          Merupakan pola umum perbuatan guru peserta didik didalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

3.1.2. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
            Klasifikasi Strategi belajar mengajar yaitu
-          Konsep dasar strategi belajar mengajar
-          Sasaran kegiatan belajar mengajar
-          Belajar mengajar sebagai suatu sistem
-          Hakikat proses belajar
-          Entering behavior siswa
-          Pola – pola belajar siswa
-          Memilih sistem belajar siswa

3.1.3. Implementasi Belajar Mengajar
            Faktor yang mendukung kondisi belajar mengajar adalah Job Description. Job description guru dalam implementasi proses belajar mengajar adalah
1.      Perencanaan intruksional
2.      Organisasi belajar
3.      Menggerakan anak didik
4.      Supervisi dan pengawasan
5.      Penelitian yang bersifat penafsiran

Komponen proses pengelolaan belajar mengajar
-          Merencanakan
-          Mengorganisasi usaha, manager, tenaga kerja dan bahan
-          Pengkoordinasian
-          Mengawasi

Tahapan pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar
-          Perencanaan
-          Pengorganisasian
-          Pengarahan
-          Pengawasan


3.2 Saran
            Bagi mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep strategi belajar mengajar karena ini merupakan dasar bagi kita sebagai calon pendidik.
           
           

 DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998/1999).Strategi Belajar Mengajar. Ditjen Pendidikan Tinggi.Proyek pendidikan Guru Sekolah Dasar
Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka Cipta
Djiwandono,Sri Esti Wuryani.2002.Psikologi Pendidikan.Jakarta: gramedia Widiasarana Indonesia.
Nuryani R.2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi.Malang: Universitas Negeri Malang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar